1. Ketua Lembaga Kajian Sosial Masyarakat (LKSM) - Cabang Solok

2. Sekretaris Forum Redam Korupsi (FORK) – Cabang Solok

Jumat, 14 Juni 2013

Membangun Sikap Anti Korupsi

Membangun sikap anti korupsi adalah manata kembali cara pandang dan respon terhadap terhadap hal-hal yang berbau korupsi. Kalau awalnya kita hanya acuh dan menyerahkan masalah ini pada petugas yang berwenang, mulai saat ini kita harus berani mengambil sikap dan keputusan terhadap pelaku korupsi. Korupsi satu kata yang kita yakin sudah tidak asing lagi di telinga kita. Bahkan hampir setiap hari di media masa maupun media cetak orang pada sibuk membicarakan tentang korupsi. Ini menandakan bahwa korupsi adalah sesuatu yang penting untuk di bahas dan di selesaikan dengan segara. Seperti kita tahu bahwa korupsi adalah perbuatan yang jahat, tercela, merugikan orang lain bahkan merugikan diri sendiri, tetapi tetap seja perbuatan ini di lakukan. Seolah-olah korupsi ini sudah menjadi bagian dari budaya yang sulit untuk di berantas atau di hilangkan.

Dewasa ini gerakan anti korupsi sudah sangat gencar di galakkan, oleh ormas, mahasiswa, penegak hukum dan semua pihak yang menginginkan Negara ini bebas dari korupsi. Tapi lagi-lagi kebijakan pemerintah untuk menindak para pelaku korupsi ini terkesan setengah-setengah. Bahkan bisa di bilang hukuman untuk para pelau korupsi sangatlah ringan. Maka dari itu para pelaku korupsi tidak pernah takut melakukan korupsi. Mereka tahu penjara tidak akan membuat mereka miskin dan membuat mereka hilang nyali untuk korupsi.
Sebenarnya masalah korupsi ini adalah masalah kita bersama, bukan hanya masalah pemerintah saja. Untuk itulah kita punya andil bersama untuk memberantas korupsi ini sampai ke akar-akarnya. Tentu itu bukan hal yang mudah, karena di butuhkan kesadaran dari masing-masing individu  dan kerjasama dari berbagai pihak untuk bisa mewujudkannya. Menurut Mulyaningtyas & hadiyanto, 2007) membangun sikap anti korupsi bisa di mulai dengan cara:
  1. Meningkatkan kadar keimanan dan ketagwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
  2. Ikut serta membina hubungan antar anggota keluarga yang harmonis, rukun, terbuka, saling menghargai, peduli, menghormati, menjaga, dan membina kebersamaan sejati
  3. Bersama rekan dan teman hendaknya saling menjaga dan membimbing agar tetap hidup di jalan lurus, baik dan benar.
  4. Memiliki nilai-nilai kehidupan yang cukup untuk memperkuat diri sehingga menjadi pribadi yang tegak, tegas dan berprinsip sesuai suara hati/hati nurani.
  5. Meliliki perasaan dan keasadaran akan pentingnya menjaga harga diri, mampu dengan bijak mengolah realitia kehidupan
  6. Memiliki kemampuan untuk menahan diri sehingga mampu mengendalikan diri
  7. Bersosialisasi dan bekerja sama dengan orang yang potensial untuk membangun kebaikan dan mutu kehidupan.
Untuk bisa melaksanakan cara-cara di atas di butuhkan kesadaran dan komitmen yang tinggi. Sadar bahwa Negara ini tidak akan pernah maju jika korupsi masih merajalela dan tetap komitmen menjaga diri dari perbuatan-perbuatan yang mengarah kepada hal-hal yang berbau korupsi. Semoga dengan kita menyadari dan berkomitmen menjauhkan diri dari hal—hal yang berbau korupsi kedapannya bangsa kita bisa terhindar dari perilaku-perilaku korupsi dan bisa menjadi Negara yang makmur dan sejahtera.